Halooo ... apakah kamu suka baca buku? Sama dong ya kayak aku. Apalagi sampai mengoleksi novel yang tebalnya gak kira-kira //beradddd.
Tapi kamu pernah kepikiran gak, si penulis memakan waktu berapa lama untuk menulis buku tebal seperti itu. Apakah sebulan? Setahun? Atau bahkan lima tahun //ini mah aku.
Parahhhh.
Serasa baca mantra harry potter.
Lalu gak lupa juga tanda baca seperti titik, koma, petik, seru, dll itu dilihatnya kayak lagi nyebar meises di atas permukaan martabak. Amburadul. Brutal.
Dari situlah aku percaya, memang semua manusia butuh proses untuk mencapai impiannya. Salah satu impianku adalah: naskah-ku berhasil dibukukan. Ngebayanginnya aja udh liar--pokoknya semua penduduk sekolah harus tahu buku ini adalah karya-ku sendiri!--begitulah.
Tapi untuk meraih mimpi itu selalu ada halangannya. Jika berprofesi sebagai penulis, halangan yang mengganggu adalah writter block. Apa itu? Yaaa semacam sulit untuk melanjutkan ide yang sudah susah payah kita bangun, ehh pada akhirnya berat untuk ngelanjutin. Kalau orang yang tekadnya lemah, pasti ia akan langsung berhenti karena bingung mau nulis apa lagi. Namun jangan sampai kita termasuk orang yang seperti itu. Harus ditanamkan secara kuat sampai akar itu tidak bisa tercabut dari diri kita sendiri.
Tips menghadapi writter block dari aku:
- Yakin dengan ide yang di ambil
- Konsisten
- Mengkhayal--maksudnya tuh, bayangkan hal yang membangun semangat menulis. Misalnya, pasti keluargaku bangga kalau aku punya novel hasil sendiri. Teman-temanku pasti beli kalau novel-ku bagus, dll.
Saat ini aku juga terkadang males lanjut nulis. Tapi karena aku adalah orang yang suka berandai-andai, rasa semangatku bisa muncul secara tiba-tiba. Jadi, rasa malas yang teramat berat itu akan hilang secara perlahan karena yakin pada diri sendiri.
Hmmmm mungkin cuma itu aja unek-unekku kali ini. Oke, thank youuuu~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar