Istilah ekonomi telah dirumuskan
berkali-kali oleh banyak ahli dalam jangka waktu yang lama. Salah satunya adalah
Aristoteles, yang menggambarkan ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat
digunakan dalam dua cara. Pertama dengan menggunakannya dan kedua dengan menukarkannya
dengan barang (Smith, 1776).
Di sisi lain ekonomi adalah ilmu yang berupaya
memecahkan permasalahan kebutuhan manusia melalui eksploitasi seluruh sumber
daya ekonomi yang ada, berdasarkan teori dan prinsip dalam sistem yang dianggap
efisien dan efektif sebuah lapangan. Di sisi lain, istilah “kreatif” menegaskan
bahwa kreativitas dan inovasi yang paling penting terjadi bila didasarkan pada
pengetahuan (Drucker, 1985). Jenis kreativitas ini berbeda dengan jenis
kreativitas lainnya. Ketika pengetahuan baru ditemukan, penemuan tersebut tidak
serta merta menghasilkan teknologi yang siap pakai. Proses menciptakan
teknologi praktis dari ilmu pengetahuan
murni memerlukan waktu yang sangat lama. Sekalipun sebuah teknologi praktis
ditemukan, diperlukan proses pemasaran yang lebih memakan waktu sebelum
dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Berdasarkan penelaahan terhadap dua unsur yang
membentuk istilah industri kreatif, industri kreatif dapat digambarkan sebagai
serangkaian kegiatan ekonomi yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan, dan
bakat individu untuk menciptakan kekayaan dan lapangan kerja secara
turun-temurun, menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan kreativitas dan
kecerdikan individu. Rangkaian konstruksi mental ini konsisten dengan pandangan
bahwa ekonomi kreatif adalah sistem produksi, pertukaran, dan penggunaan produk kreatif (Howkins, 2001).
Dari sudut pandang lain, istilah ekonomi
kreatif berevolusi dari konsep modal berbasis kreativitas yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi
(Sari et al., 2020). Pandangan ini mengacu pada sektor ekonomi yang berkaitan
dengan penggunaan kreativitas, keahlian budaya, dan nilai-nilai intelektual
dalam produksi dan distribusi produk.
Pada level ini, generasi muda seringkali
memiliki pemahaman yang mendalam tentang tren, teknologi, dan budaya
kontemporer, sehingga berperan penting dalam perilaku ekonomi kreatif.
Saat menjalankan bisnis di industri kreatif, generasi
muda memerlukan pemahaman komprehensif tentang pasar, tren, dan keterampilan
yang dibutuhkan, dengan mempertimbangkan aspek hukum, hak cipta, perlindungan
merek, dan strategi pemasaran untuk menjalankan bisnis kreatif yang sukses
lakukan itu.
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi yang
meningkatkan informasi, kreativitas, dan faktor produksi terpenting: sumber
daya manusia (SDM). Produk industri kreatif merupakan produk yang mempunyai
ciri khas, unik, dan berbeda dengan produk lainnya (Laili Masfiah et) karena
itu, hal ini sangat mungkin dicapai oleh generasi muda, khususnya Generasi Z, yang
telah mencapai usia kerja dan saat ini merupakan kelompok penduduk terbesar.
Di Indonesia sudah mencapai 60 juta jiwa (Kumparan, 2023) dari total
penduduk 278 juta jiwa (Annur, 2023). Generasi ini menyumbang 22% dari populasi
Indonesia dari berbagai generasi (Kumparan, 2023). Sehingga menjadi landasan arah pembangunan negara.
Generasi Z sering disebut sebagai “generasi zillennial” (Rakhma, 2023)
dan memiliki ciri khas yang unik. Mereka sangat terampil dalam menggunakan
teknologi digital, berorientasi pada nilai-nilai progresif, dan bersemangat terhadap
perubahan sosial (Kumparan, 2023). Generasi muda, khususnya Gen Z dan post-Z,
memiliki peluang yang sangat besar untuk berpartisipasi dalam pengembangan
industri kreatif. Dengan kemajuan teknologi dan era digital, generasi muda
merupakan generasi yang lahir di era industri, sehingga mendukung industri
kreatif dapat membantu mereka mewujudkan potensi dan mencapai kesuksesan. Teknologi
berkembang pesat, terlebih lagi orientasi alamiah Gen Z dan post-Z pada aspek
material akan meningkatkan motivasi
mereka untuk mencari pembiayaan melalui pemanfaatan teknologi.
*
Ekonomi kreatif menjadi katalis utama bagi Generasi Z (Gen Z)
untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kreativitasnya. Sebagai generasi yang
lahir di era digital, Gen Z memiliki akses
luas terhadap teknologi dan platform digital, memungkinkan mereka mengeksplorasi beragam bidang kreatif dengan cara
yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Platform Digital dan Media Sosial
Perkembangan teknologi dan internet
telah memberikan akses bagi Gen Z ke
berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Platform ini tidak hanya menjadi
media bagi Anda untuk mengekspresikan diri tetapi juga alat untuk membangun karir Anda. Banyak di
antara mereka yang merupakan influencer, pembuat konten, dan seniman digital
yang sukses berkat kemampuannya dalam
membuat konten yang menarik dan inovatif.
Wirausaha dan Start-up Kreatif
Industri kreatif juga memberikan peluang
bagi Gen Z untuk menjadi wirausaha. Mengembangkan produk dan layanan yang unik
dan kreatif, seperti fashion, masakan, dan aplikasi digital. Banyak dari mereka
menggunakan kreativitas dan inovasinya untuk meluncurkan perusahaan rintisan
dan berhasil berkontribusi pada
perekonomian.
Kolaborasi dan Komunitas Kreatif
Salah satu ciri industri kreatif adalah
kolaborasi. Gen Z sering berkolaborasi dengan orang-orang kreatif lainnya dan
bergabung dengan komunitas kreatif untuk saling mendukung dan berbagi ide. Melalui
kolaborasi ini, Anda dapat belajar dari pengalaman orang lain, memperluas
jaringan, dan menemukan peluang baru untuk mengeksplorasi kreativitas Anda.
Pendidikan dan Pelatihan
Banyak lembaga pendidikan dan
pelatihan kini fokus pada bidang kreatif
seperti desain grafis, animasi, dan produksi film. Hal ini memberikan
kesempatan kepada Generasi Z untuk lebih
mengembangkan keterampilan profesionalnya dan mempersiapkan mereka untuk
bersaing di pasar kerja. Selain itu, berbagai kursus dan tutorial online tersedia bagi siswa untuk
belajar secara mandiri dan mengembangkan keterampilan mereka lebih lanjut.
Pendanaan dan Investasi
Akses terhadap keuangan dan investasi
juga menjadi elemen kunci dalam mendukung kreativitas Gen Z. Program
pemerintah, inkubator startup, dan perusahaan ventura sering kali mendanai proyek-proyek
inovatif dan kreatif. Dengan dukungan finansial ini, Gen Z dapat mengubah ide
kreatifnya menjadi perusahaan yang sukses.
*
Berikut
beberapa contoh upaya Gen Z dalam mengembangkan sifat kreatif melalui
industri kreatif:
1. Bisnis Konten Digital:
- YouTube dan Podcast: Banyak Gen
Z yang ada di YouTube Kami membuat konten video dan memimpin mendengarkan
podcast tentang berbagai topik mulai dari hiburan, pendidikan, hingga ulasan
produk.
-
Blog dan Video Blog: Blog dan membuat blog video tentang mode,
perjalanan, makanan, dan gaya hidup.
2. Desain Grafis dan Seni Digital:
- Desain Grafis Freelance: Kami
menawarkan layanan desain grafis seperti logo, poster, dan brosur melalui platform seperti Fiverr
dan Upwork.
-
Menjual Seni Digital: Membuat dan menjual seni digital di platform seperti Etsy dan
DeviantArt.
3. E-commerce dan Dropshipping:
- Toko Online: Membuka toko
online di platform seperti Tokopedia, Shopee,
Shopify dan menjual produk unik dan kreatif.
-
Dropshipping: Jalankan bisnis dropshipping dengan memilih produk kreatif
dan memasarkannya melalui media sosial.
4. Fashion:
- Clothing line: Kami merancang
dan menjual pakaian yang unik, sedang
tren, dan didesain secara unik.
-
Toko barang bekas: Membuka toko pakaian bekas yang trendi dengan konsep
fesyen berkelanjutan.
5. Kuliner Kreatif:
- Food Truck: Kami menyediakan
makanan dan minuman berkonsep unik melalui food truck.
-
Catering: menyediakan layanan catering untuk acara dengan menu yang
kreatif dan presentasi yang menarik.
6. Aplikasi dan Permainan:
- Pengembangan Aplikasi:
Menciptakan aplikasi seluler inovatif yang
memecahkan masalah sehari-hari.
-
Pengembangan Game: Mengembangkan game seluler dan komputer yang interaktif
dan menarik.
7. Pendidikan dan Pelatihan:
- Kursus Online: Kami menawarkan
kursus dan tutorial online melalui
platform seperti Udemy dan Skillshare.
-
Pendampingan dan Pembinaan: menyediakan layanan pendampingan di bidang
tertentu seperti fotografi, musik, dan menulis.
8. Penyelenggara Acara dan Hiburan:
- Penyelenggara Acara:
Menyelenggarakan acara seperti konser, festival, dan pameran seni.
-
Influencer dan Pembuat Konten: Menjadi influencer media sosial dan bekerja sama dengan merek dalam
pemasaran produk. Gen Z memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mendorong
upaya kreatif mereka, memanfaatkan platform digital untuk menjangkau khalayak
yang lebih luas dan menghasilkan inovasi terkait tren saat ini.
Kesimpulan
Dengan beragam dukungan dari ekonomi
kreatif, Gen Z memiliki peluang luar biasa untuk menemukan dan mengembangkan
kreativitas mereka. Melalui platform digital, kewirausahaan, kolaborasi,
pendidikan, dan pendanaan, kita dapat mengubah ide-ide kreatif menjadi
karya nyata dan memberikan dampak
positif terhadap perekonomian. Industri kreatif tidak hanya memberikan wadah
aktualisasi diri, tetapi juga peluang bagi Gen Z untuk sukses dan berkontribusi
kepada masyarakat.
Dikenal karena kemampuannya yang cepat
beradaptasi dengan teknologi dan inovasi, Generasi Z cenderung memadukan
kreativitas dengan aspirasi finansial.
FREE PLAGIARISM CHECK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar