Sabtu, 08 Juni 2024

Gen Z Dalam Ekonomi Kreatif

 


Istilah ekonomi telah dirumuskan berkali-kali oleh banyak ahli dalam jangka waktu yang lama. Salah satunya adalah Aristoteles, yang menggambarkan ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat digunakan dalam dua cara. Pertama dengan menggunakannya dan kedua dengan menukarkannya dengan barang (Smith, 1776).

 Di sisi lain ekonomi adalah ilmu yang berupaya memecahkan permasalahan kebutuhan manusia melalui eksploitasi seluruh sumber daya ekonomi yang ada, berdasarkan teori dan prinsip dalam sistem yang dianggap efisien dan efektif sebuah lapangan. Di sisi lain, istilah “kreatif” menegaskan bahwa kreativitas dan inovasi yang paling penting terjadi bila didasarkan pada pengetahuan (Drucker, 1985). Jenis kreativitas ini berbeda dengan jenis kreativitas lainnya. Ketika pengetahuan baru ditemukan, penemuan tersebut tidak serta merta menghasilkan teknologi yang siap pakai. Proses menciptakan teknologi  praktis dari ilmu pengetahuan murni memerlukan waktu yang sangat lama. Sekalipun sebuah teknologi praktis ditemukan, diperlukan proses pemasaran yang lebih memakan waktu sebelum dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.

 Berdasarkan penelaahan terhadap dua unsur yang membentuk istilah industri kreatif, industri kreatif dapat digambarkan sebagai serangkaian kegiatan ekonomi yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kekayaan dan lapangan kerja secara turun-temurun, menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan kreativitas dan kecerdikan individu. Rangkaian konstruksi mental ini konsisten dengan pandangan bahwa ekonomi kreatif adalah sistem produksi, pertukaran, dan penggunaan  produk kreatif (Howkins, 2001).

 Dari sudut pandang lain, istilah ekonomi kreatif berevolusi dari konsep modal berbasis kreativitas yang  berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Sari et al., 2020). Pandangan ini mengacu pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan penggunaan kreativitas, keahlian budaya, dan nilai-nilai intelektual dalam produksi dan distribusi produk.

 Pada level ini, generasi muda seringkali memiliki pemahaman yang mendalam tentang tren, teknologi, dan budaya kontemporer, sehingga berperan penting dalam perilaku ekonomi kreatif.

 Saat menjalankan bisnis di industri kreatif, generasi muda memerlukan pemahaman komprehensif tentang pasar, tren, dan keterampilan yang dibutuhkan, dengan mempertimbangkan aspek hukum, hak cipta, perlindungan merek, dan strategi pemasaran untuk menjalankan bisnis kreatif yang sukses lakukan itu.

 Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi yang meningkatkan informasi, kreativitas, dan faktor produksi terpenting: sumber daya manusia (SDM). Produk industri kreatif merupakan produk yang mempunyai ciri khas, unik, dan berbeda dengan produk lainnya (Laili Masfiah et) karena itu, hal ini sangat mungkin dicapai oleh  generasi muda, khususnya Generasi Z, yang telah mencapai usia kerja dan saat ini merupakan kelompok penduduk terbesar.

 Di Indonesia sudah mencapai  60 juta jiwa (Kumparan, 2023) dari total penduduk 278 juta jiwa (Annur, 2023). Generasi ini menyumbang 22% dari populasi Indonesia dari berbagai generasi (Kumparan, 2023). Sehingga  menjadi landasan arah pembangunan negara.

Generasi Z sering disebut  sebagai “generasi zillennial” (Rakhma, 2023) dan memiliki ciri khas yang unik. Mereka sangat terampil dalam menggunakan teknologi digital, berorientasi pada nilai-nilai progresif, dan bersemangat terhadap perubahan sosial (Kumparan, 2023). Generasi muda, khususnya Gen Z dan post-Z, memiliki peluang yang sangat besar untuk berpartisipasi dalam pengembangan industri kreatif. Dengan kemajuan teknologi dan era digital, generasi muda merupakan generasi yang lahir di era industri, sehingga mendukung industri kreatif dapat membantu mereka mewujudkan potensi dan mencapai kesuksesan. Teknologi berkembang pesat, terlebih lagi orientasi alamiah Gen Z dan post-Z pada aspek material akan meningkatkan motivasi  mereka untuk mencari pembiayaan melalui pemanfaatan teknologi.

*

Ekonomi kreatif  menjadi katalis utama bagi Generasi Z (Gen Z) untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kreativitasnya. Sebagai generasi yang lahir di era digital, Gen Z memiliki akses  luas terhadap teknologi dan platform digital, memungkinkan mereka  mengeksplorasi beragam bidang kreatif dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.

Platform Digital dan Media Sosial

Perkembangan teknologi dan internet telah memberikan akses bagi Gen Z  ke berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram,  dan TikTok. Platform ini tidak hanya menjadi media bagi Anda untuk mengekspresikan diri tetapi juga  alat untuk membangun karir Anda. Banyak di antara mereka yang merupakan influencer, pembuat konten, dan seniman digital yang sukses  berkat kemampuannya dalam membuat konten yang menarik dan inovatif.

Wirausaha dan Start-up Kreatif

Industri kreatif juga memberikan peluang bagi Gen Z untuk menjadi wirausaha. Mengembangkan produk dan layanan yang unik dan kreatif, seperti fashion, masakan, dan aplikasi digital. Banyak dari mereka menggunakan kreativitas dan inovasinya untuk meluncurkan perusahaan rintisan dan berhasil  berkontribusi pada perekonomian.

Kolaborasi dan Komunitas Kreatif

Salah satu ciri industri kreatif adalah kolaborasi. Gen Z sering berkolaborasi dengan orang-orang kreatif lainnya dan bergabung dengan komunitas kreatif untuk saling mendukung dan berbagi ide. Melalui kolaborasi ini, Anda dapat belajar dari pengalaman orang lain, memperluas jaringan, dan menemukan peluang baru untuk mengeksplorasi kreativitas Anda.

Pendidikan dan Pelatihan

Banyak lembaga pendidikan dan pelatihan  kini fokus pada bidang kreatif seperti desain grafis, animasi, dan produksi film. Hal ini memberikan kesempatan kepada Generasi Z  untuk lebih mengembangkan keterampilan profesionalnya dan mempersiapkan mereka untuk bersaing di pasar kerja. Selain itu, berbagai kursus  dan tutorial online tersedia bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan keterampilan mereka lebih lanjut.

Pendanaan dan Investasi

Akses terhadap keuangan dan investasi juga menjadi elemen kunci dalam mendukung kreativitas Gen Z. Program pemerintah, inkubator startup, dan perusahaan ventura sering kali mendanai proyek-proyek inovatif dan kreatif. Dengan dukungan finansial ini, Gen Z dapat mengubah ide kreatifnya menjadi perusahaan yang sukses.

*

Berikut  beberapa contoh upaya Gen Z dalam mengembangkan sifat kreatif melalui industri kreatif:

1. Bisnis Konten Digital:

- YouTube dan Podcast: Banyak Gen Z yang ada di YouTube Kami membuat konten video dan memimpin mendengarkan podcast tentang berbagai topik mulai dari hiburan, pendidikan, hingga ulasan produk.

 - Blog dan Video Blog: Blog dan membuat blog video tentang mode, perjalanan, makanan, dan gaya hidup.

 2. Desain Grafis dan Seni Digital:

- Desain Grafis Freelance: Kami menawarkan layanan desain grafis seperti logo, poster,  dan brosur melalui platform seperti Fiverr dan Upwork.

 - Menjual Seni Digital: Membuat dan menjual  seni digital di platform seperti Etsy dan DeviantArt.

 3. E-commerce dan Dropshipping:

- Toko Online: Membuka toko online di platform seperti Tokopedia, Shopee,  Shopify dan menjual produk unik dan kreatif.

 - Dropshipping: Jalankan bisnis dropshipping dengan memilih produk kreatif dan memasarkannya melalui media sosial.

 4. Fashion:

- Clothing line: Kami merancang dan menjual pakaian  yang unik, sedang tren, dan didesain secara unik.

 - Toko barang bekas: Membuka toko pakaian bekas yang trendi dengan konsep fesyen berkelanjutan.

 5. Kuliner Kreatif:

- Food Truck: Kami menyediakan makanan dan minuman berkonsep unik melalui food truck.

 - Catering: menyediakan layanan catering untuk acara dengan menu yang kreatif dan presentasi yang menarik.

 6. Aplikasi dan Permainan:

- Pengembangan Aplikasi: Menciptakan aplikasi seluler inovatif yang  memecahkan masalah sehari-hari.

 - Pengembangan Game: Mengembangkan game seluler dan komputer yang interaktif dan menarik.

 7. Pendidikan dan Pelatihan:

- Kursus Online: Kami menawarkan kursus dan tutorial online  melalui platform seperti Udemy dan Skillshare.

 - Pendampingan dan Pembinaan: menyediakan layanan pendampingan di bidang tertentu seperti fotografi, musik, dan menulis.

 8. Penyelenggara Acara dan Hiburan:

- Penyelenggara Acara: Menyelenggarakan acara seperti konser, festival, dan pameran seni.

 - Influencer dan Pembuat Konten: Menjadi influencer  media sosial dan bekerja sama dengan merek dalam pemasaran produk. Gen Z memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mendorong upaya kreatif mereka, memanfaatkan platform digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas dan menghasilkan inovasi terkait tren saat ini.

Kesimpulan

Dengan beragam dukungan dari ekonomi kreatif, Gen Z memiliki peluang luar biasa untuk menemukan dan mengembangkan kreativitas mereka. Melalui platform digital, kewirausahaan, kolaborasi, pendidikan, dan pendanaan, kita dapat mengubah ide-ide kreatif menjadi karya  nyata dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Industri kreatif tidak hanya memberikan wadah aktualisasi diri, tetapi juga peluang bagi Gen Z untuk sukses dan berkontribusi kepada masyarakat.

Dikenal karena kemampuannya yang cepat beradaptasi dengan teknologi dan inovasi, Generasi Z cenderung memadukan kreativitas dengan aspirasi finansial.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

FREE PLAGIARISM CHECK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Light Pink Pointer